Save Our Local Traditional Fabric With Love: Cerita Tas Buatan "ammi&abi".

Ini cerita tentang tas lagi. Buatan tangan. Masih oleh perajin (terjemahan bebas crafter) Indonesia. Kali ini dari Jogjakarta. Jadi ceritanya, saya punya bahan blacu dari Polaku Batik N Handprinted dan bahan katun bermotif unik dari Caramel's Crafty. Mulai deh..gatel mau diapain? Ah.. lucu juga dibuat Hobo bag. Yang mungil-mungil aja. Bisa dibolak-balik dengan beberapa kantong di tiap sisinya. Biar bisa bawa barang-barang printilan juga kan...

Pilihan saya untuk mewujudkan bayangan saya tadi jatuh ke Sari Sulitiyo. Kebetulan Sari membuat Reversible Totebag (tas kotak yang bisa dibolak-balik). Cocok deh! Hanya saja sekarang saya mau pesan dengan model hobo. Tapi yang paling menarik hati saya, di sebuah album fotonya, ada tulisan ini: 

"Super Cute HANDMADE BAG made by Sari Sulistiyo with all of my heart & love. mau request ? bisa kok ^^ feel free to contact me yah".. 

Jadilah saya "berkomunikasi" dengan Sari. Mengirimkan bahan dan menunggu tasnya jadi. Ingin tahu juga, apa benar Sari membuat tas saya pakai hati? Kan tidak harus disulam. Bahannya juga pilihan saya....

Hari Sabtu yang lalu, Sari datang ke rumah saya. Mengantarkan tasnya. Sedikit deg-degan, Sari memberikan tas buatan tangannya ke saya. "Ini pertama kali aku coba buat hobo bag lho mbak. Samplenya aku buat kecil,  eh.. bagus. Baru deh punya mbak Lila aku buat", begitu cerita Sari.

Ini hobo bag nya...

Sari bilang, "bahannya mepet banget mbak. Aku lalu menambahkan kain tenun lurik supaya lebih bagus. Dan juga berkesan etnik Indonesia". Aha... cocok sekali dengan saya yang juga suka kain tradisional Indonesia. Disinilah Sari membuatnya dengan hatinya.. (bener gak Sar?)

"Bagus Sar", ucap saya. Tentu tidak basa-basi, karena tas ini terlihat unik dan etnik.

Ini detil tasnya. Foto atas: sisi 1 bolak balik. 

Foto bawah: sisi 2 bolak balik.

Saya dan Saripun lalu ngobrol. Berbagi ide dan cerita seputar para perajin dan pecinta kerajinan itu sendiri. Buat beberapa orang yang juga mempunyai usaha sendiri atau menghargai hasil buatan tangan, hasil buatan Sari akan dipandang sebagai benda yang punya nilai. "Tapi ada yang suka nggak ngerti mbak. Harga tas sulamku pernah ditawar dari Rp 80.000 menjadi Rp 20.000. Ada tuh... pembeli di Jogja. Padahal harga awalnya itu udah aku diskon lho.. Dalam hatiku, bawa sendiri deh mbak jarum, benang dan kain aplikasinya. Buat sendiri di rumah". Hahahahahhaa... bener Sar, bener!

"Oya, aku juga selalu pengen memakai kain tradisional Indonesia. Terutama yang dari Jawa Tengah. Pengen deh, crafter dari Jogja juga ada ciri khas Jogjanya. Walaupun nggak harus jadi seperti tas yang dijual masal di pasaran", curhat Sari lagi. "Makanya aku pakai lurik di beberapa tasku".

Obrolan masih berlanjut. Dan sayapun memberikan ide dan bayangan saya tentang apa yang bisa Sari buat dari tangannya. Tentunya dengan memakai kain batik dan lurik.

Selain tas, ada pouch nya juga lhoo..

"Aku sebenernya mau berkutat di baby and kids stuff mbak, tapi pas berjalan, permintaan barang untuk orang dewasa jadi lebih dominan. Makanya kan.. label produksiku  namanya "ammi & abi" (baca: ibu dan bapak)".

Ah.. Sari, apapun itu. Kalau dibuat dengan cinta dan sepenuh hati, pasti hasilnya akan baik. Apalagi konsepmu untuk setia dengan kain tradisional Indonesia. Jadi bukan hanya "Save our local crafter, tapi juga Save our Local Traditional Fabric!" Yessss!!!!

Obrolan malam itu kami tutup dengan janjian ketemu lagi. Paling dekat sih.. di Pasar Kangen di Taman Budaya Yogyakarta tanggal 14-19 Juni ini. Beberapa crafter Jogja mau buka lapak! 

*makasih ya Sariiiiiii

(Lila)