01 August 2011

Pasca Persalinan: Perubahan Emosi

Ah...masa persalinan sudah saya lewati. Alhamdulillah. Setelah melahirkan, saya masih harus berbaring di tempat tidur ruang persalinan. Menunggu pemulihan sebelum dipindahkan ke kamar perawatan. Badan rasanya aneh. Antara capek, lega, sakit, ngilu dan pegal-pegal. Dian dan Eko yang ikut datang hari itu, membawakan saya beberapa makanan, minuman dan pakaian dalam paska persalinan.

Tidak ada yang pernah bercerita ke saya rasanya setelah tahap persalinan. Sayapun tidak pernah bertanya ke mereka yang sudah punya anak. Di buku yang saya bacapun, saya kelewatan membaca secara detail. Dan ternyata, apa yang saya rasakan paska persalinan luar biasa merubah emosi saya. Karena divakum, otomatis saya mendapatkan jahitan banyak. Rahim yang tadinya besar, butuh waktu untuk kembali ke bentuk dan ukuran awal. Maka yang dirasakan tubuh saya saat itu adalah sakit dimana-mana. Ambeien saya keluar lagi. Jahitan bekas melahirkan terasa ngilu. Otomatis bergerakpun tidak leluasa. Dari posisi tidur ke duduk, perlu waktu paling tidak 15 menit untuk menetralisir aliran darah. Perubahan ukuran rahim ke posisi semula, menyebabkan oksigen yang dihirup berkurang. Jadi saya merasakan mual dan pusing saat duduk. Setelah menunggu 15 menit duduk, barulah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan. Itupun tertatih-tatih karena jahitannya sakit. Suster tetap menyarankan saya belajar jalan sendiri ke kamar mandi, karena kalau tidur terus, darah kotor tidak akan mengalir. Kalau tidak kuat, silakan minta ditemani pendamping. Pendarahan paska melahirkanpun masih ada. Jadi sayapun harus memakai pembalut wanita.

Setelah dipindahkan ke ruang perawatan, masalah baru muncul. Saya tidak bisa buang air kecil. Tekanan yang kuat pada saat saya mengejan (dan tidak berhasil juga), menyebabkan kandung kemih saya bengkak. Itu lumrah terjadi pada wanita paska persalinan. Faktor trauma sakit juga bisa jadi pemicunya. Jadi, percuma saja saya duduk menunggu air kencing saya keluar, karena tidak bisa. Padahal rasanya sudah mau pipis sekali. Untuk menghindari infeksi, maka suster memutuskan untuk memasang kateter di kandung kemih saya. Bukan main sakitnya. Dan tidak nyaman. Air kencing saya sih langsung keluar. Tapi selang kateter ini membuat saya makin merasa ngilu.

3 hari saya merasakan keadaan ini. Wajar dan normal kata orang. Memang begitulah paska persalinan. Semuanya "luka". Tapi ya itu tadi..saya tidak siap mental. Jadilah, di hari kedua saya menjadi-jadi menangis. Beruntung saya punya suami seperti Abu. Yang benar-benar sabar mengurus saya. Memapah saya ke kamar mandi, mengambilkan barang-barang keperluan saya, bahkan menggantikan pembalut saya. Dia sampai mengambil cuti seminggu. Abu juga bilang, seharusnya di Indonesia ada Peraturan Pemerintah untuk seorang suami mendapat cuti istri melahirkan satu minggu dari tempat kerjanya. Karena dukungan dan bantuan setelah melahirkan, adalah hal besar dan sangat berguna untuk seorang istri.

Yang terpenting adalah, Abu bisa menenangkan hati saya yang mengalami perubahan emosi yang lumayan besar. Saya jadi sensitif, dan gampang menangis. Saya tidak mengira, ternyata proses melahirkan harus melewati fase rasa sakit seperti ini. Rasa sayang saya ke Abu jadi luar biasa bertambah. Seperti ada keterikatan besar yang saya rasakan kepadanya.

Hal yang membuat saya makin sensitif lagi adalah, saat saya harus belajar memberikan ASI kepada bayi saya, Aksan. Sampai dengan hari ke 2, ASI saya tidak juga keluar. Suster sudah meletakkan Aksan di kamar saya, supaya saya bisa belajar memberikan ASI. Tapi belum juga keluar. Mungkin saya masih stress. Dan hormon saya belum stabil. Jadilah, setelah 2x24jam, Aksan diberikan susu formula untuk memenuhi kebutuhannya yang sudah puasa 1x24 jam tanpa makanan apa-apa. Karena Aksan lahir dengan vakum, otomatis kepalanya harus diperlakukan hati-hati. Tanda merah bekas alat vakum masih kelihatan, dan bentuk kepalanya masih memanjang ke belakang. Jadi, satu-satunya cara memberikan ASI kepadanya adalah dengan cara tidur.  Aksan tidak boleh sering-sering digendong, karena trauma di kepalanya akibat tarikan vakum. Sukurlah di hari ke 3, ASI saya keluar juga akhirnya. Dan Aksan mulai belajar minum dari puting payudara saya. Walaupun sudah dikasih susu formula, Aksan tetap mau minum ASI saya. Walaupun dia harus "usaha" keras karena puting saya belum terbentuk sempurna. Tidak seperti dot botol. Alhamdulillah, bisa terlewati. Di hari ke 4 di RS (hari terakhir saya di RS), ASI saya sudah menetes tanpa diminum Aksan.


Selama di rumah sakit ini, saya benar-benar jadi sensitif. Setiap melihat Abu, bawaan saya mau nangis. Antara bersyukur dan terharu melihat ketulusan dan kesabarannya, juga tidak rela badan saya sakit. Untung saja, ibu mertua saya datang. Juga ibu dan kakak saya juga datang dari Jakarta. Beberapa teman dekat juga membesuk saya. Membuat saya lupa dengan rasa sakit. Juga ada sahabat saya Kiki, yang ikut bergantian menjaga saya, kalau Abu harus pergi mengurus ini itu.

hadiah breat pump dari Kiki, Pea dan Udin. Makasiiiih

Pea demo gratis cara pakai breast pump.. :)

Bunga cantik dari  Tommy dan Kenny. Perut saya masih besar waktu itu)

Ah... paska persalinan benar-benar merubah emosi saya. Semua perasaan menjadi satu. 

dr. Baroto dan my dearest Abu


Memiliki anak benar-benar merubah hidup saya. Alhamdulillah, sampai hari ini saya selalu berucap syukur atas rejeki dan rasa yang Allah berikan ke saya. Walaupun saat persalinan dan rasa sakit paska itu, masih selalu mengikuti saya. Dan kalau lagi kebayang, rasanya ngilu sekali... ;)

(Lila)

*posting berikutnya: merawat bayi baru. Tidak segampang bermain boneka lucu. Asal sabar dan tahu caranya, semua akan terlewati dengan menyenangkan...

5 comments:

  1. Lila, selamat jadi ibu yah, dan selamat menikmati petualangan baru di hari-hari mu. Aksan tiap hari bertumbuh dan gak akan pernah sama dengan hari sebelumnya. Apa yang kamu rasakan hari ini bersama Aksan, gak akan bisa di rewind lagi besoknya.
    Sering aku pulang kerja cape bgt, rasanya udah gak mood ngapa2in. Bgitu liat Raina di pintu dengan antusiasnya menyambut, langsung rasa cape dan bt itu meleleh entah kemana. Kamu juga pasti akan ngerasain perasaan yang sama stiap kali melihat Aksan senyum :)

    So,jangan setres ya. kalo setres, me time aja gak papa loohh... paling sambil bawa2 pompa asi sama cooler box kemana2 hihihii...

    hugs dari kami semua di jakarta...

    ReplyDelete
  2. lovely!!! lovely you and lovely mas abuu!
    PELUKK!! kita ketemu 2 minggu lagi yaaa!

    ReplyDelete
  3. Ahh... jadi ngeri untuk melahirkan ._. tapi pasti akan terasa mudah jika ada orang seperti mas abu disamping saya yang setia setiap saat :)
    Hahaha...
    Selamat ya mbak atas hadiah mungil dari Sang Kekasih :)

    ReplyDelete
  4. ah...terima kasih untuk semua supportnya...

    ReplyDelete
  5. Hm... perjalanan yang hebat... Partner yang hebat juga :) Semoga semangat dan ceria terus Mbak Lila!

    -Rina-

    ReplyDelete