Catatan Lila.
15 Juli 2010
Sebuah "penemuan" yang bikin teriak. Pada saat membongkar isi rumah. Dalam rangka mau pindahan. Setumpuk kebaya bekas ibu dan nenek saya. Paling menarik sih.. bekas nenek saya (saya manggilnya Oma). Dari segala macam brokat, bahan katun, sampai bahan chiffon bunga-bunga.
Umur kebaya ini sudah lebih dari 50 tahun.
Modelnya bermacam-macam. Ada kebaya panjang dengan lengan pipa lebar 3/4 tangan. Maklumlah, Oma saya adalah orang Sumatra. Lalu ada kebaya kutubaru. Yaitu kebaya pendek dengan sejumput kain berbentuk persegi panjang di tengah-tengah kebayanya.
Mengenakannya juga ada yang berkancing, atau dengan menyematkan sebuah bros cantik ditengah. Atau bros bertingkat dari perak. Mm... cantik banget! Yang lebih membuat senang, ukurannya pas di badan saya!
Oma saya bernama Ibu Djauhara Lubis. Beliau setia mengikuti kegiatan Opa saya, Mohammad Majoeddin Lubis, seorang dokter spesialis bedah Angkatan Darat. Mereka memang dua-duanya asli Tapanuli Selatan. Tapi lama menetap di Banda Aceh dan menghabiskan masa tuanya di Bandung.
Sekarang saya tahu, dari mana asalnya ibu saya, kakak perempuan saya, dan saya sendiri begitu menyenangi pakaian, terutama kebaya.
Oya, Oma selalu memakai kebaya. Sampai beliau meninggal setelah pulang haji pun, beliau selalu mengenakan kebaya.
No comments:
Post a Comment