Ini tulisannya Dian. Untuk saya dan Abu sebelum pernikahan. (makasih Dian...)
LILABU yang kami kenal,
Lila itu pemimpi dan sangat imajinatif. Mendapat kesempatan mengenal Lila lebih dekat membuat hidup kita punya warna yang berbeda. Imajinasinya diekspresikan di tengah-tengah padatnya pekerjaan yang sedang kami lakukan, dan mampu memberi warna lain pada kehidupan perantauan kami di Jogjakarta. Lila selalu punya cara untuk melihat masalah dengan cara yang berbeda, ya...dengan dunia imajinasinya itu.. :)
Lila juga manja sekali. Ya ampun.. kalau ada maunya itu ya, gak ada orang yang bisa menghentikannya. Mungkin karena Lila itu anak bungsu ya? Dengan cara apapun Lila akan berusaha mewujudkannya. Persistent sekali. Kadang kalau lihat manjanya Lila, kami sering lupa dengan usianya. Makanya gak heran kalau remaja dampingan kami sering salah menebak umurnya.
Tapi yang paling istimewa dari diri Lila adalah dia itu sangat detail. Layaknya anyaman rumit pada sepotong kain sutera, begitulah Lila. Dengan kemampuannya melihat sesuatu dari sisi yang detail dan berbeda, membuat kami semua terlengkapi dan utuh sebagai teman kerja ataupun sahabat. Lila juga mengajari kami bagaimana caranya bertoleransi dan mampu berdampingan dengan orang yang beda sama sekali dengan kita melalui detail-detail tadi.
Sepertinya detail ini yang membuat Lila dan Abu dipertemukan sebagai pasangan. Karena Abu juga sangat detail, pada semua hal yang dia kerjakan, sekaligus sederhana. Sama seperti Lila. Keduanya memiliki kemampuan melihat sesuatunya dari dekat. Ibaratnya, mereka ini tim All Star dalam detail. Sisi Abu yang sederhana selama ini kelihatan sekali, bisa membuat Lila tetap membumi dan realistis.
Abu yang kami kenal juga sangat solitaire. Tidak ada basa-basi di hidup Abu. Tanggung jawabnya yang sangat besar pada pekerjaan dan komitmen, semua serba rasional. Saking jejeknya Abu dengan bumi, kadang Abu kelihatan statis dan kaku. Padahal kami tahu, mimpinya banyak sekali. Dan kami yakin Lila akan banyak mengenalkan mimpi-mimpinya untuk diwujudkan bersama-sama dikemudian hari.
Besarnya tanggung jawab Abu dan luasnya dunia imajinasi Lila, ibarat luas lautan buat kami. Masalah apapun yang akan datang di kemudian hari di pernikahan mereka ibarat sebutir garam. Tidak akan mengasinkan lautan mereka. Besarnya tanggung jawab dan besarnya toleransi yang mereka miliki untuk orang, menandakan besarnya hati mereka untuk menampung semua hal di perkawinan mereka ke depan.
Selamat menjalani perkawinan ya Lilabu. Walaupun perkawinan mitosnya adalah sebuah hidup baru, tapi tidak semua hal nanti harus menjadi baru kan?
Dan gak perlu tiba-tiba menjadi Lila atau Abu yang baru...
Jogjakarta, 24 Juli 2008.
*Lilabu adalah panggilan kami untuk Lila dan Abu.
No comments:
Post a Comment