15 March 2011

Mainan Tradisional

Mainan anak Indonesia tradisional. Mungkin kalau di kota besar sih, sudah tidak terlalu dicari lagi. Selain susah didapat, mainan sekarang lebih bagus. Baik dari tampilan, bahan dan kwalitas. 

Terus terang sih.. masa kecil saya juga jarang main dengan mainan tradisional. Padahal hidup saya pindah-pindah sejak kecil. TK di Banda Aceh. SD juga di Banda Aceh dan Denpasar Bali. Mulai SMP baru di Jakarta. Paling saya masih main Engklek/Engkleng/Dengkleng. Trus main kelereng. Main "Cublak-cublak suweng". Apa lagi ya? Oya, galasin/galah asin/gobak sodor. Petak umpet. Loncat tali. Kakak Mia (yang minta anak itu lho..). Petak Banteng. Congklak. Bekel. 

Tapi jarang sih.. main dengan ornamen mainan tradisional (selain congklak dan bekel).


Perahu kaleng punya Abu. Beli di pasar malam sekaten di Jogja.

Semakin saya tua, malah makin suka melihat mainan-mainan ini. Memang sih.. buatannya kadang tidak terlalu bertahan untuk segala cuaca. Juga kalau disimpannya sembarangan, mainannya cepat rusak. Mainan seperti ini masih banyak ditemui di pasa-pasar tradisional di Jakarta pinggir. Kalau di Yogyakarta, walaupun tidak banyak juga, tapi masih lebih mudah ditemukan. Seperti pedagang keliling, sekitar Alun-alun, beberapa toko souvenir dan pasar tradisional. 


Untuk beberapa orang, mainan tradisional ini bahkan dijadikan bisnis yang menjanjikan. Gaya hidup "cintai produk dalam negeri" atau kembali mengenalkan mainan asli Indonesia ini kelihatannya mulai dijalankan lagi. Makanya saya senang melihat ada Warung Barang Antik

Nanti kalau anak saya sudah bisa bermain, saya ingin mengenalkannya dengan mainan tradisional ini. Untuk saat ini, mainan tradisionalnya saya jadikan pajangan di ruang tamu dulu.


"Nina si Boneka" dan kincir angin bunga kertas


(Lila)

Masih inget nggaaaak?
*Galah Asin atau Gobak Sodor
Permainan galah asin atau gobak sodor (kadang disebut galasin) ini biasa dilakukan di lapangan. Arena bermain merupakan kotak persegi panjang dan diberi garis di dalamnya.

Cara bermain:
Anak-anak dibagi menjadi 2 tim. Setelah menentukan tim mana yang jaga, permainan dapat dimulai. Anggota tim jaga harus menjaga di masing-masing garis yang telah ditentukan dan boleh bergerak sepanjang garis tersebut untuk menyentuh anggota tim lawan. Tim yang tidak berjaga berdiri di garis yang paling depan dan berusaha menerobos garis-garis tersebut dan tidak boleh sampai tersentuh oleh tim yang jaga.

Setelah berhasil menerobos garis paling akhir, mereka harus berusaha kembali ke tempat pertama mereka mulai. Bila berhasil, mereka akan mendapatkan satu nilai. Sedangkan bila ada anggota tim yang tersentuh berarti giliran berganti. Tim yang tersentuh akan bertugas untuk menjaga. Tim yang menang adalah yang mengumpulkan nilai paling banyak.

No comments:

Post a Comment